Sejak runtuhnya komunisme, saat Presiden George W Bush terlibat dalam
perang dengan Irak, jelas bahwa tujuan kebijakan luar negeri AS adalah
membangun dan mengamankan imperiumnya di dunia Muslim. Obama berbicara
tentang perdamaian tetapi mengakhiri pemerintahannya dengan
memperpanjang perang yang diawali oleh George W Bush dan melakukan
pemboman terhadap tujuh negara Muslim: Afghanistan, Pakistan, Yaman,
Somalia, Libya, Irak dan Suriah. Sebagai tindakan di akhir masa
jabatannya, Pentagon mengumumkan pada hari Jumat bahwa pembom B-52 telah
menewaskan lebih dari 100 orang di Suriah.
Saat ini, Trump dengan lantang berjanji akan memerangi Islam, dengan alasan menyerang “terorisme Islam radikal”. Dalam pidato pelantikannya, Jumat, saat dinobatkan sebagai presiden, Trump mengatakan:
Kami akan memperkuat aliansi lama dan membentuk aliansi baru – dan menyatukan dunia beradab melawan terorisme Islam radikal, yang kita akan basmi sepenuhnya dari muka bumi.
Dan Trump lebih lanjut menegaskan hal ini dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan di situs Gedung Putih, yang berjudul ‘Kebijakan Luar Negeri Amerika Yang Pertama’. Menurut Reuters:
Pemerintahan Trump akan menjadikan usaha untuk mengalahkan “kelompok teror Islam radikal” sebagai tujuan utama kebijakan luar negerinya, menurut sebuah pernyataan yang dimuat di situs Gedung Putih setelah pelantikan Donald Trump sebagai presiden AS.
Dengan izin Allah, Trump dan orang-orang sepertinya hanya akan berhasil dalam menyatukan Islam dan melemparkan rantai kaum imperialis Barat kafir yang masih mempertahankan kontrol atas negara-negara kami meskipun secara resmi mendeklarasikan negara-negara itu sebagai ‘negara merdeka’. (khilafah.com, 25/1/2017)
sumber:https://hizbut-tahrir.or.id/2017/01/31/donald-trump-berjanji-akan-melanjutkan-perang-melawan-islam/







0 komentar:
Posting Komentar